Jakarta, Pemerintah terus meningkatkan cakupan vaksinasi COVID-19 di seluruh tanah air, termasuk vaksinasi bagi anak-anak usia 6-11 tahun. Pelaksanaan vaksinasi bagi anak sangat penting untuk mendukung pelaksanaan pendidikan tatap muka (PTM).
“Dosis pertama untuk anak-anak, dosis di Jawa-Bali sudah mencapai 36 persen. Dari pencapaian tersebut pemerintah masih belum puas dan kita ingin mendorong lagi agar jumlah vaksinasi anak-anak terus meningkat,” ujar Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, dalam keterangan pers setelah mengikuti Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), Senin (10/01/2022), di Kantor Presiden, Jakarta.
Luhut mengungkapkan, cakupan vaksinasi di wilayah Jawa-Bali terus meningkatkan. Ini tidak terlepas dari kerja keras jajaran pemerintah yang didukung oleh TNI dan Polri.
“Capaian dosis 1-2 vaksinasi di wilayah Jawa-Bali terus meningkat. Ini kerja keras Menteri Kesehatan dengan TNI-Polri,” ujarnya.
Luhut menegaskan, pemerintah terus mendorong percepatan vaksinasi, terutama di kabupaten/kota dengan capaian vaksinasi dosis pertama yang masih di bawah 50 persen. Diungkapkannya, saat ini terdapat dua kabupaten/kota di wilayah Jawa-Bali dengan capaian dosis pertama masih di bawah 50 persen.
“Kabupaten/kota dengan vaksinasi dosis pertama, umum dan lansia, yang berada masih di bawah 50 persen menjadi prioritas dan pengawasan percepatan vaksinasi, seperti wilayah Pamekasan, Sumenep, Bangkalan, dan lain-lain,” ujarnya.
Dalam keterangan persnya, Menko Marves juga menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan mitigasi menghadapi potensi lonjakan kasus Omicron.
“Pemerintah juga terus melakukan langkah-langkah persiapan dengan meminta kepada seluruh daerah agar sedini mungkin mempersiapkan fasilitas rumah sakit dan isolasi terpusat untuk memitigasi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, peningkatan testing-tracing juga harus menjadi program prioritas pemerintah untuk mencegah kasus meledak kembali,” ujarnya.
Meskipun demikian, Luhut menegaskan bahwa upaya pencegahan harus tetap dikedepankan. Upaya ini tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah saja melainkan harus melibatkan peran serta masyarakat, terutama dalam penerapan protokol kesehatan yang didukung oleh implementasi PeduliLindungi.
“Sistem kesehatan kita hari ini cukup siap menghadapi adanya varian baru yang kembali mengancam kehidupan kita. Namun, langkah preventif merupakan kunci utama agar kita bisa terhindar dari ancaman ini, dan kita harus kompak,” ujarnya.
Kerja sama dan kerja keras semua pihak, tutur Luhut, sangat berperan dalam keberhasilan pengendalian pandemi di Indonesia. Selama 178 hari dari puncak kasus COVID-19 kasus COVID-19 di Indonesia terus berada pada titik yang rendah.
“Patuhilah protokol kesehatan dan kita semua bekerja keras mematuhi apa yang sudah disiapkan oleh pemerintah. Pemerintah memberikan yang terbaik untuk rakyatnya dan Presiden menekankan ini kepada kami tadi semua,” tandasnya.(TGH/UN-BB).
0 Komentar