Mari Selamatkan Hutan Dengan Menananam Pohon

Mari Selamatkan Hutan Dengan Menananam Pohon

 


Beberapa tahun belakangan ini, kita dihadapkan dengan masalah kerusakan hutan yang begitu parah diberbagai daerah di Indonesia lebih khususnya di Kota/Kabupaten Bima NTB.

Tingginya animo masyarakat untuk menanam jagung dengan tinggi harga jualnya menjadi pemicu rusaknya kawasan hutan di daerah Bima dan sekitarnya.
Tak bisa kita dipungkiri bahwa semua ini tidak bisa kita saling menyalahkan antara satu dengan yang lain, disatu sisi, masyarakat terobsesi dengan tingginya harga jual jagung sehingga harus memperluas lahan dengan merusak kawasan hutan agar mendapat hasil yang melimpah. Disisi lain, pemerintah juga seakan tutup mata melihat tindakan masyarakat di berbagai daerah yang semakin hari merusak kawasan hutan. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya tindakan tegas yang dilakukan untuk melarang masyarakat merusak hutan.
Tak heran jika bencana alam seperti banjir yang terjadi diberbagai pelosok di daerah Bima menjadi suatu rutinitas dimusim hujan karena hutan sudah tidak berfungsi lagi untuk menyerap air sehingga setiap kali hujan mengguyur kawasan yang sudah gundul tersebut akan menjadi banjir yang sering kali bisa mengancam keselamatan jiwa manusia disekitarnya.
Adanya bencana banjir yang sering terjadi belakangan ini menjadi bahan renungan kita bersama untuk kembali peduli terhadap lingkungan dengan mengembalikan fungsi hutan sebagai penyangga kehidupan dan sebagai paru-paru dunia.
Kita sendiri seakan telah kehilangan kesadarannya untuk menuai tugas dan tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan kehidupan antara manusia dan lingkungan, sehingga kehidupan dapat berkesinambungan untuk diwariskan kepada anak cucu kita kedepan.
Dengan melihat kondisi saat ini, Falsafah dana Mbojo “Ngaha Aina Ngoho” seakan mulai terlupakan dan kini hanya menjadi dongeng pengantar tidur yang sama sekali tak bermakna apa-apa dan telah lahir watisi "ngoho auku dingaha". 
Padahal semboyan tersebut merupakan jati diri masyarakat Bima dalam mengarungi kehidupan yang mengutamakan kebutuhan hidup yang mencukupi bukan serakah apalagi sampai merusak alam dan lingkungan seperti yang terjadi saat ini.
Demi menjaga kesinambungan hidup manusia dan lingkungan, kita sebagai insan yang berakal harus merubah mindset dan cara pandang kita untuk mengembalikan peran dan fungsi hutan pada sejatinya. 
Kita harus sadar bahwa merusak hutan hanya mengakibatkan bencana dan kerugian besar bagi kelangsungan hidup manusia dan ekosistim lain yang ada. Oleh karena itu mari kita mulai dengan tindakan nyata untuk tidak terus perusak hutan dan mulai melakukan Reboisasi kembali hutan yang telah rusak dengan menanam pohon agar warisan alam ini dapat dinikmati oleh anak cucu kita kedepan.
Ajakan ini kami uraikan sebagai bentuk sadar kami selaku penggiat lingkungan untuk bagaimana sama-sama menjaga lingkungan ini, sehingga apa yang kita lakukan saat ini dapat dirasakan yang akan datang. 

Artikel Oleh : Mapala "Londa" STIKP Bima

Posting Komentar

0 Komentar