![]() |
Direktur Lembaga Insan Ulil Albab, Ajunnarfid, SE |
Dompu – Masyarakat Kabupaten Dompu kembali dihadapkan pada persoalan klasik namun krusial: kelangkaan dan melonjaknya harga gas LPG 3 kilogram. Kondisi ini menimbulkan keresahan luas, terutama di kalangan konsumen rumah tangga yang harus rela mengantri lama, bahkan sering kali pulang tanpa hasil.
Kelangkaan ini bukan kali pertama terjadi, namun terus berulang tanpa solusi nyata. Di tengah cuaca ekstrem dan tingginya curah hujan, masyarakat yang bergantung pada LPG untuk kebutuhan dapur tak punya banyak pilihan. Alternatif seperti kayu bakar pun sulit dijangkau.
Ironisnya, harga eceran LPG 3 kg saat ini mencapai Rp50.000 atau lebih per tabung, jauh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp19.000.
Direktur Lembaga Insan Ulil Albab, Ajunnarfid, SE, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi tersebut. Ia menilai lonjakan harga dan kelangkaan LPG subsidi ini mencerminkan lemahnya pengawasan dari pemerintah daerah.
"Pemerintah Kabupaten Dompu seolah tidak hadir dalam mengawasi distribusi gas bersubsidi. Akibatnya, masyarakat kecil yang paling menderita," ujar Ajun pada media ini, Kamis, 15 Mei 2025 malam melalui whatsapp.
Ajun juga menyoroti pentingnya pengawasan ketat terhadap distributor dan penjual eceran, yang dinilai memainkan harga sesuka hati tanpa kontrol yang tegas.
Menurutnya, ketidaksiapan dan lemahnya manajemen pengendalian distribusi LPG menjadi akar dari berulangnya persoalan ini.
"Saya mendesak Pemda Dompu untuk segera bertindak, mencari solusi nyata, dan memulihkan kepercayaan masyarakat dengan kebijakan yang berpihak kepada rakyat kecil," tegasnya.
Kelangkaan dan lonjakan harga LPG 3 kg kini menjadi ujian serius bagi pemerintah daerah. Masyarakat berharap ada langkah konkret, bukan sekadar wacana.(RED)