Bandung, Siapa sangka, kisah cinta yang bermula dari ruang kelas dan jualan seblak bisa berujung di pelaminan? Itulah kisah nyata Ajeng (27) dan Fikri (21), pasangan asal Sungai Lilin, Palembang, yang kini menjadi perbincangan hangat setelah kisah mereka viral di media sosial.
Ajeng, mantan guru SMA dan pemilik akun TikTok @missajengadzakiyah, menceritakan perjalanan cintanya yang unik sebuah alur yang tak dirancang namun akhirnya membawa kebahagiaan.
"Postingan itu bukan awal mula kedekatan kami, tapi hanya kenangan saat saya masih guru dan dia siswa. Saat itu tidak lebih dari hubungan profesional," ujar Ajeng saat diwawancarai.
Dari Seblak Jadi Takdir
Tahun 2022, Ajeng masih menjadi guru honorer dan menyambi berjualan seblak ke siswa-siswinya. Salah satu pelanggan setianya adalah Fikri. Kala itu, hubungan mereka sebatas antara guru dan murid. Ajeng sedang dekat dengan pria lain, sementara Fikri juga punya pacar.
Namun, takdir punya jalannya sendiri.
Setelah Fikri lulus, ia dua kali mengajak Ajeng bertemu. Ajakan pertama ditolak. Namun ajakan kedua dengan "modus" memesan seblak diterima, setelah Fikri menyanggupi syarat penting: izin kepada orang tua Ajeng terlebih dahulu.
Tak disangka, Fikri benar-benar datang ke rumah dan meminta izin dengan serius.
"Itu jadi momen yang membuat saya mulai melihat dia berbeda. Padahal waktu itu saya sedang dilema dengan pria yang beda keyakinan," kisah Ajeng.
“Saya Nggak Mau Pacaran, Saya Mau Nikah”
Ajeng sejak awal sudah menetapkan batas: tak ingin menjalani hubungan yang tak pasti. Ia menyarankan Fikri mencari wanita seumurannya saja. Tapi Fikri bersikukuh, bahkan berjanji akan bekerja dan membuktikan keseriusannya dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Hubungan mereka tidak selalu mulus. Ada masa-masa sulit, keraguan, dan penolakan dari orang tua terutama karena perbedaan usia.
"Orang tua saya takut, mengira dia cuma main-main. Apalagi saya pernah terluka cukup dalam dalam hubungan sebelumnya," ujarnya.
Namun Fikri sekali lagi menunjukkan niat tulus. Ia datang sendiri ke rumah Ajeng untuk menjelaskan maksud baiknya. Perlahan, restu pun mengalir.
Menikah di Awal 2025, Menjawab Banyak Raguan
Di awal 2025, Ajeng dan Fikri resmi menikah. Bagi Ajeng, keputusan itu bukan tentang siapa dulu guru atau siapa murid, tapi soal keberanian memilih jalan yang tidak biasa dan memperjuangkannya.Tanggapan orang pun beragam. Ada yang mendukung, ada pula yang menghakimi. Tapi Ajeng memilih fokus pada bahagianya.
"Kita lebih tahu perjalanan kita daripada orang lain. Yang penting bukan siapa duluan tahu, tapi siapa yang mau bertahan," katanya bijak.
Kisah Ajeng dan Fikri menjadi pengingat bahwa cinta tidak pernah datang dalam bentuk yang bisa ditebak. Kadang ia hadir dari ruang kelas, lewat sepiring seblak, atau bahkan lewat keberanian seorang pria muda yang datang mengetuk pintu rumah dengan niat serius.
Artikel ini telah tayang di wolipop dan detik