Kota Bima, Beritabima.com – Polemik terkait enam orang honorer di SDN 53 Kota Bima mencuat setelah BKPSDM Kota Bima dan Kepala Sekolah SDN 53 Oi Fo, o, Rohana, memberikan penjelasan soal dasar tidak diusulkan PPPK paruh waktu enam honorer.
![]() |
Ilustrasi |
Menanggapi hal itu, Plt BKPSDM Kota Bima, H. Alwi Yasin menegaskan pihaknya sudah memanggil Kadis Dikbud Kota Bima, jajaran, serta kepala sekolah terkait persoalan tersebut.
"Kami sudah panggil kadis dikbud dan jajarannya serta kepala sekolah dan ada pernyataan tertulis kasek yang mengatakan tidak aktif (tidak masuk rutin). Mereka jarang masuk padahal sudah diperingati, sehingga pada saat yang sama atas kesepakatan rapat dewan guru dan pengawas diputuskan untuk tidak diusulkan," jelas H Alwi melalui whatsapp, selasa pagi, 16/9/25 pada Beritabima.com media.
Lebih lanjut, H Alwi menekankan bahwa pihak BKPSDM tidak bisa mengambil keputusan sepihak, karena basis data pengusulan PPPK berasal dari sekolah, sementara penetapan formasi tetap menjadi kewenangan Kementerian PAN-RB.
"Kalaupun ada dinamika kemarin beberapa pihak menuntut agar BKPSDM mengambil sikap atau komitmen, tidak ada yang bisa diputuskan. Basis data adalah usulan sekolah, dan keputusan formasi/regulasi ada di Menpan RB," Ujarnya.
Sementara Kepala SDN 53 Oi Fo, O Rohana, yang dikonfirmasi pada Selasa, 16/9/25 pagi di kediamannya di Rabadompu, menyebut sebelum pengajuan, pihak sekolah telah melakukan rapat bersama dewan guru yang membahas persoalan kedisiplinan.
"Saat itu saya minta minimal kehadiran tiga kali seminggu saja kalau tidak bisa setiap hari, terkait enam orang honorer itu ada juga yang absen satu tahun," ungkapnya.
Namun demikian, pihak sekolah sempat tetap mengajukan mereka. Dilema muncul ketika guru-guru yang rajin keberatan jika rekan yang jarang hadir tetap diusulkan.
"Saya dilema, di sisi lain, teman-teman guru yang rajin ini keberatan mengajukan mereka yang malas masuk sekolah untuk dilakukan pengusulan PPPK paruh waktu. Seandainya mereka (yang malas) lulus, dan kami yang rajin tidak lulus, kehadiran kita bagaimana?" ulas Rohana menirukan keluhan para guru saat itu.
Ia menambahkan, pendekatan secara kekeluargaan pernah dilakukan terhadap honorer yang malas hadir, namun hasilnya tidak membuahkan perubahan.
"Saya punya catatan sebagai kepsek terhadap kehadiran mereka," ujarnya.(RED)