-->

Notification

×

Asisten I Ajak Perkuat Kolaborasi, Buka FGD Kepariwisataan Kota Bima

10/22/25 | 10/22/2025 WIB | 2025-10-22T09:09:36Z

Kota Bima, Beritabima.com - Dalam rangka memperkuat sinergi dan kolaborasi lintas sektor dalam pengembangan pariwisata, Pemerintah Kota Bima bersama komunitas sinergi multisektor kepariwisataan menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Kepariwisataan di Aula Kantor Wali Kota Bima, Rabu (22/10/2025).

Drs. H. Alwi Yasin, M.AP

Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Asisten I Setda Kota Bima, Drs. H. Alwi Yasin, M.AP. Hadir pula unsur Polres Bima Kota, Kodim 1608/Bima, pimpinan perguruan tinggi, Kepala KSOP Kelas IV Pelabuhan Bima, Kepala Bandara Bima, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota dan Kabupaten Bima, Dinas Kominfotik, Komandan TNI AL Bima, serta perwakilan BUMN, komunitas wisata, budayawan, pengusaha pariwisata, dan media.

Ketua Panitia, Rio Dwi Santoso, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini terselenggara atas dukungan berbagai pihak dan sponsor, di antaranya Kantor KSOP Kelas IV Pelabuhan Bima, Bandara Bima, Jasa Raharja, dan PT Pos Indonesia.

“Peserta berjumlah 40 orang yang berasal dari berbagai unsur kepariwisataan, termasuk unsur pers, komunitas dan kelompok sadar wisata, serta pengusaha dan agen pariwisata,” ungkapnya.

Dalam sambutannya, Drs. H. Alwi Yasin, M.AP. menekankan bahwa pengembangan kepariwisataan harus berpijak pada empat kerangka pikir utama, yakni pemetaan masalah, menemukan solusi, penetapan kebijakan, dan kolaborasi.

“Aspek kolaborasi menjadi kunci keberhasilan. Karena itu, ada tiga agenda kolaboratif utama yang perlu kita dorong bersama,” tegasnya.

Pertama, kolaborasi kebijakan dan perencanaan. Pemerintah daerah membuka ruang dialog dan kemitraan dengan pelaku wisata untuk merumuskan arah pembangunan yang realistis dan partisipatif.

Kedua, kolaborasi investasi dan promosi. “Kita perlu menarik minat investor lokal dan nasional untuk mengembangkan fasilitas wisata dengan tetap memperhatikan prinsip keberlanjutan lingkungan dan budaya atau aspek sosio-kultural,” ujarnya.

Ketiga, kolaborasi inovasi dan digitalisasi. Menurutnya, transformasi digital di sektor pariwisata kini menjadi keniscayaan. “Kita perlu membangun platform informasi wisata, sistem reservasi daring, dan promosi digital melalui media sosial yang efektif,” tambahnya.

Asisten I juga menegaskan bahwa sektor pariwisata telah menjadi salah satu pilar utama pembangunan ekonomi nasional dan daerah. Namun, potensi besar tersebut baru akan bernilai ekonomi jika dikelola secara profesional, berkelanjutan, dan berbasis masyarakat.

Ia berharap forum FGD ini menjadi wadah strategis untuk melahirkan gagasan, kolaborasi, dan inovasi dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan serta memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat Kota Bima.(RED)

×