Kota Bima, Beritabima.com - Pemerintah Kota Bima tengah melaksanakan pembangunan drainase primer sebagai bagian dari program National Urban Flood Resilience Project (NUFReP) yang bertujuan untuk mengatasi masalah banjir di wilayah perkotaan. Proyek strategis ini memiliki nilai kontrak sebesar Rp238,72 miliar dan ditargetkan rampung pada Februari 2026.
Pembangunan drainase primer tersebut mencakup enam ruas utama, yakni:km
Drainase Amahami sepanjang 5,13 km,
Drainase Sambinae 1,53 km,
Drainase Panggi 0,91 km,
Drainase Pane–Salama 1,99 km,
Drainase Penatoi 2,05 km, dan
Drainase Rite–Matakando–Santi 2,4 km.
Dengan total panjang mencapai 14 kilometer, proyek ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota Bima.
Warga Sambinae, Aron, mengaku merasakan langsung manfaat dari proyek tersebut.
“Drainase primer ini berfungsi ganda bagi kami sebagai penerima manfaat, yakni membuka jalan baru bagi warga dan pengatur air dari hulu ke hilir,” ungkapnya pada media ini selasa, 28/10/25.
Ia menambahkan, keberadaan drainase ini juga memberikan peluang baru bagi warga sekitar.
“Dengan adanya proyek ini, masyarakat juga bisa memperluas wilayah pembangunan permukiman karena sudah ada akses jalan,” ucap Aron.
Sementara itu, pelaksana proyek, Ahmad, menjelaskan bahwa progres fisik pembangunan drainase primer saat ini sudah mencapai 70 persen.
“Sebagian drainase juga ditutup untuk akses jalan masyarakat,” ungkapnya.
Ahmad menegaskan bahwa proyek berjalan tanpa hambatan berarti.
“Alhamdulillah, proyek sampai detik ini tidak ada kendala. Masalah lahan warga sudah diselesaikan secara musyawarah,” jelasnya.
Proyek drainase primer ini menjadi salah satu investasi besar bagi masyarakat Kota Bima dalam memperkuat sistem pengendalian banjir serta membuka akses mobilitas baru di kawasan padat penduduk. (RED)


