-->
×

Rachmat Hidayat Ultimatum Kader untuk Berani Bersuara Lantang Membela Rakyat

10/27/25 | 10/27/2025 WIB | 2025-10-27T15:50:49Z

MATARAM - PDI Perjuangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar Konferensi Daerah (Koferda) dan Konferensi Cabang (Konfercab) kabupaten/kota se-NTB. Konferda dan Konfercab digelar di Lombok Raya Hotel Mataram pada Senin (27/10/2025).

Konferda tersebut dibuka langsung oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Ganjar Pranowo, S.H., M.IP. Turut hadir juga perwakilan DPP PDI Perjuangan di antaranya Dr Andreas Hugo Pareira (Ketua DPP PDIP sekaligus Anggota Fraksi PDIP DPR RI), Sadarestuwati (Ketua DPP PDIP sekaligus Anggota Fraksi PDIP DPR RI), S.P., M.MA., dan Dra Hj Sri Rahayu (Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan).

Salah satu agenda penting dalam pelaksanaan Konferda tersebut adalah pemilihan Ketua DPD PDI Perjuangan NTB masa bhakti 2025-2030. Selain itu, Konferda menjadi ajang strategis untuk menentukan strategi dan program kerja partai untuk lima tahun ke depan.

Setelah melalui serangkaian proses baik pra-konferda maupun rapat-rapat saat Konferda berlangsung, DPP PDI Perjuangan memutuskan menujuk kembali politikus senior H. Rachmat Hidayat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi NTB periode 2025-2030.

Keputusan terpilihnya H. Rachmat Hidayat itu dibacakan langsung oleh Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan Dra Hj Sri Rahayu.

"DPP PDI Perjuangan memutuskan dan menetapkan H. Rachmat Hidayat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi NTB periode 2025-2030," ujarnya diikuti pekikan kata "merdeka" oleh seluruh kader yang hadir. 

Ketua DPD PDIP NTB terpilih, Rachmat Hidayat, menegaskan para kader PDIP NTB untuk lebih mendahulukan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi.

“Jadi, jangan jadikan diri sendiri sebagai “tukang” yang hanya mencari keuntungan pribadi. Jangan barter diri dengan materi, tapi barterlah diri dengan kepentingan rakyat,” ucap Rachmat Hidayat.

Politikus gaek itu juga menegaskan, PDIP bukan partai oposisi, melainkan partai yang berdiri dan bersuara demi kemajuan bangsa dan daerah.

“Tidak ada oposisi, tidak ada partai oposisi. Kita bersama-sama membangun daerah, membangun negara ini. Jika ada kebijakan yang baik, kita harus dukung. Tapi kalau ada yang jelek, kita harus koreksi,” katanya.

PDIP, katanya, harus menjadi partai yang punya sikap korektif dan juga konstruktif. Artinya, partai PDIP harus menjadi partai politik yang berfokus pada upaya memperbaiki kesalahan, masalah, atau ketidaksesuaian yang terjadi dalam sistem pemerintahan atau kebijakan yang ada.

“Selama bertahun-tahun, inilah yang saya tanamkan kepada seluruh kader partai. Kalau ada yang kena masalah, ya itu untuk pembelajaran pribadi saja,” pungkasnya.

Rachmat Hidayat, menegaskan komitmennya untuk membersihkan internal partai dari praktik-praktik yang merugikan rakyat. Rachmat menyatakan bahwa ia selalu melatih kadernya untuk menjunjung tinggi integritas dan memberikan korektif untuk daerah.

“Saya melatih mereka sebagai kader partai supaya tetap korektif, konstruktif, dan objektif serta solutif dalam membangun daerah,” ujar Ketua DPD PDIP NTB itu.

Menurutnya, kader PDIP harus menjadi agen perubahan yang murni mengedepankan kepentingan rakyat, bukan materi.

“Kenapa? Supaya mereka menjadi kader sejati yang baik. Jadi jangan ditukar dan diinjak dengan uang, jangan barter dengan materi, tapi barter lah dirinya dengan kepentingan rakyat,” ujar anggota DPR RI ini.

Rachmat Hidayat menampik pandangan bahwa PDIP sebagai partai oposisi di NTB. Ia menegaskan, sikap partai adalah membangun bersama, namun tetap kritis terhadap kebijakan yang merugikan.

*Ganjar Ingatkan Ingatkan Pesan Ibu Megawati Soekarnoputri untuk Senantiasa Membela Kepentingan Rakyat*

Di tempat yang sama, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Ganjar Pranowo memberikan sejumlah pesan dalam sambutannya.

Ganjar berpesan kepada seluruh kader agar terus hadir di tengah masyarakat dan menjadi tempat curhat rakyat. Menurutnya, kedekatan emosional dengan masyarakat adalah kunci membangun kepercayaan politik. 

“Kader harus aktif menemui masyarakat. Jadilah tempat mereka bercerita dan mencari solusi,” ujar Ganjar.

Ganjar juga menyoroti pentingnya pendekatan kepada generasi muda, terutama Gen Z, dalam menghadapi dinamika politik masa depan. Ia menilai kelompok muda memiliki peran strategis dalam pembentukan opini publik dan arah politik nasional.

Selain itu, mantan Gubernur Jawa Tengah itu memaparkan sejumlah program yang dapat diinisiasi partai sebagai bentuk kerja konkret di masyarakat. Salah satunya, program penurunan angka stunting yang menjadi perhatian khusus baik di tingkat daerah maupun nasional. 

Ganjar menegaskan, upaya ini telah menjadi bagian dari diskusinya bersama Ketua Umum partai untuk memperkuat kehadiran PDI Perjuangan dalam isu-isu sosial.

Menyongsong Pemilu 2029, Ganjar menekankan pentingnya memperkuat konsolidasi internal. Ia mengingatkan bahwa baik-buruknya kinerja kepengurusan dan semangat kader di akar rumput akan menjadi penentu kemenangan partai. 

“Yang memenangkan PDI Perjuangan adalah rakyat akar rumput. Mereka bekerja tanpa pamrih, dan kita harus menghargai perjuangan itu,” kata Ganjar.

Ganjar juga mendorong pembentukan struktur dan sayap organisasi partai di seluruh tingkatan, mulai dari DPD, PAC, hingga anak ranting. Ia menekankan pentingnya merangkul berbagai komunitas, termasuk warga pendatang, dalam memperluas basis dukungan PDI Perjuangan di NTB.

Lebih jauh, Ganjar Pranowo mengingatkan seluruh kader di NTB untuk segera menuntaskan pekerjaan rumah (PR) politik. 

"Setidaknya kami sudah menuntaskan konsolidasi semua organisasi. Mulai dari setelah kongres, dan sekarang konferda di beberapa provinsi. Di NTB sudah tuntas, dan PR kami sekarang adalah tugas-tugas kepartaian, ada yang di struktural, legislatif, hingga eksekutif," kata Ganjar.

Ganjar menekankan pentingnya kader untuk bekerja nyata bagi masyarakat. "(Kami harus) bekerja untuk melayani rakyat," sambung Ganjar.(RED

×